Jika masih belum jelas, dapat mengirimkan pertanyaan via e-mail ke microdataindonesia@gmail.com
microdataindonesia.co.id
High quality innovations, latest methodologies, Technologies & Trends.
T 08118880853
Email: microdataindonesia@gmail.com
Jl. Endro Suratmin No.53f, Way Dadi, Kec. Sukarame, Kota Bandar Lampung,, Lampung 35131.
Open in Google MapsDua tahun lalu Samsung mendapat paten penggunaan material bernama graphene yang bisa menggantikan lithium-ion di baterai. Dan kini tampaknya mereka sudah siap untuk menerapkan teknologi tersebut di produk konsumer. Kabar ini dihembuskan oleh Evan Blass, yang menyebut Samsung berencana merilis setidaknya satu buah ponsel pada 2020 atau 2021 yang menggunakan baterai graphene.
Dibanding lithium-ion, graphene mempunyai sejumlah keunggulan. Seperti mempunyai kapasitas penampung daya 45% lebih besar, dan bisa diisi ulang lima kali lebih cepat ketimbang baterai yang ada saat ini. Blass menyebut material ini bisa diisi ulang dari kosong sampai penuh dalam waktu 30 menit. Keunggulan baterai ini tak cuma itu, karena penurunan daya tampung baterainya lebih lambat ketimbang lithium-ion, yang membuat baterai ponsel akan lebih awet dan tidak cepat 'drop'. Ditambah lagi, saat nanti jumlah produksinya sudah meningkat, baterai berbasis graphene ini bisa lebih murah ketimbang lithium-ion, dan untuk jangka panjang, lebih baik untuk lingkungan.
Namun keunggulan utama graphene dibanding lithium-ion sebenarnya bukan hal yang sudah disebut di atas. Baterai berbasis graphene ini tidak akan meledak, tidak seperti lithium-ion yang bisa terbakar dan meledak jika tak memenuhi persyaratan tertentu. Namun untuk saat ini, Samsung masih perlu meningkatkan kapasitas produksinya sembari menurunkan biaya produksi. Jadi pada awalnya, penggunaan baterai graphene ini diperkirakan masih sangat terbatas dan harganya akan mahal.
Samsung sendiri belum mengkonfirmasi kapan graphene ini bisa digunakan di baterai ponsel buatan mereka. Namun kabarnya penerus Galaxy Fold bakal menjadi kandidat potensial untuk teknologi ini. Mengapa penerus Galaxy Fold? Sepertinya ini karena lini ponsel ini menjadi subjek yang cocok untuk uji coba. Mengingat produksinya yang tak akan terlalu tinggi, dan ponsel layar lipat itu harganya memang sudah tinggi.